Allah membolehkan 3 macam hubungan antara manusia dengan-Nya melalui ibadah. Tiga macam hubungan itu adalah sebagai pecinta, pedagang, dan budak.
Adakalanya seseorang beribadah kepada Allah karena takut kepada neraka, yang merupakan lambang kemurkaan Allah. Maka hubungan antara dia dan Allah saat itu seperti hubungan antara budak dengan tuannya. Hubungan semacam ini dibolehkan oleh Allah. Adakalanya Allah memang mengancam manusia dengan neraka.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [QS. At-Tahrim: 6]
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian”. [QS. Al Muddatstsir: 42-47]
Adakalanya seseorang beribadah kepada Allah karena mengharapkan balasan dunia dan akhirat. Maka hubungan semacam ini seperti berdagang dengan Allah. Dan berdagang dengan Allah adalah perdagangan yang tak pernah rugi. Allah juga menjelaskan dalam Al-Qur’an mengenai hubungan semacam ini. Maka tak apa jika seseorang beribah kepada Allah agar diberi keluasan rizqi, dan dimasukkan ke dalam surga.
(Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya. [QS. Ath-Thalaaq: 11]
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (Membalas kebaikan). [QS. Fathir: 29-30]
Adakalanya juga seseorang beribadah kepada Allah karena mencintai-Nya dan hanya mengharap cinta-Nya semata. Ia tak peduli lagi dengan hal-hal lain. Asal bisa berdekatan dengan-Nya melalui ibadah, ia sudah senang dan puas. Tujuan ibadahnya hanya agar bisa berdekatan dan bermesraan dengan Allah di dunia melalui ibadah yang dibangunnya, dan di akhirat ia mengharap dapat berjumpa dengan Allah, berhadap-hadapan langsung dengan Allah yang selalu dirindui olehnya selama di dunia, dan berharap bisa selalu dekat dengan-Nya. Inilah ibadah yang dibina oleh para pecinta.
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Aali Imraan: 31]
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). [QS. Al-Baqoroh: 165]
Termasuk ibadah para pecinta adalah ketika ia beribadah karena bersyukur kepada Allah, ketika ia mengharapkan ampunan dan kasih-sayang Allah, dan ketika ia mengharapkan perjumpaan dengan Allah. Adakalanya seseorang beribadah dan berdoa agar Allah berkenan mengampuni serta menolongnya dan juga saudara-saudaranya seiman yang masih terjebak dalam perzinahan, perjudian, dan kedurhakaan lainnya. Maka ini adalah akhlaq Nabi Muhammad SAW yang sangat peduli kepada ummatnya.
Yaa Allooh, ampuni dan tolonglah kami dan saudara-saudara kami yang masih meninggalkan sholat, melengahkan sholat, tidak khusyu dalam sholat, yang masih terjebak dalam perzinahan, perjudian, narkotika, minuman keras, dan kedurhakaan lainnya. Aamiin.
About me
- Unknown
Network
Sadikoye. Diberdayakan oleh Blogger.
2 komentar:
El conocimiento es la riquezahttp://img412.imageshack.us/img412/3662/kompintersempurna.gifhttp://img169.imageshack.us/img169/5500/kompinteralay.gif
aaa :k1
Posting Komentar
Silahkan isi kesan hati anda di sini !!!