Mohammad Sadik Inspired by Mohammad Sadik

About me

Network

Blog

Kamis, 31 Desember 2009

J

Pernahkah Anda menginstal Windows atau Linux dengan lancar tanpa kendala apa pun? Atau menginstal WordPress dan pluginnya untuk web Anda dengan begitu mulus? Lalu ilmu baru apa yang Anda dapatkan?

Atau justeru Anda sering menemukan kendala padahal Anda telah mengikuti prosedur penginstalan dengan benar? Sehingga Anda harus mencari solusi untuk kondisi ‘khusus’ tersebut? Lalu, apa yang Anda dapatkan? Bukan hanya berhasil menginstal, tetapi Anda juga mendapatkan ilmu untuk menghadapi kondisi khusus.

Kendala dalam kehidupan juga begitu. Kendala menyebabkan kita mencari solusi. Kendala memaksa kita belajar untuk menjadi manusia yang lebih tangguh.

Lihatlah mereka yang mendapatkan kondisi khusus! Mereka yang tak dapat melihat, kurang anggota geraknya, putus sekolah, atau kondisi lainnya. Lihatlah cara mereka bertahan untuk dapat menjalankan hidup secara normal seperti orang-orang pada umumnya!

Jika mereka, yang dalam kondisi sangat khusus, dapat bertahan dan bahkan meraih kesuksesan besar. Maka kita juga seharusnya dapat bertahan dan meraih kesuksesan dengan segala kondisi yang lebih memadai.

Kendala bukan alasan untuk mengeluh atau pun mundur. Hadapi kendala sebisa mungkin, maka ilmu, kemampuan, dan ketangguhan kita akan bertambah. Kendala bisa menjadi anugerah jika kita dewasa dalam menyikapinya. Namun terkadang kita tidak mendidik diri untuk menjadi benar-benar dewasa.

Ingatkah Anda bagaimana ketika Anda kecil? Ketika Anda melihat kaki teman Anda yang tidak senormal kaki Anda? Ketika Anda menyebutnya si pengkor? Tidakkah Anda merasakan betapa pedih perasaan teman Anda itu? Atau teman Anda yang Anda sebut si jereng? Betapa tidak dewasanya.

Sekarang Anda telah berusia dewasa. Semoga Anda benar-benar dewasa. Didiklah anak-anak Anda untuk dewasa. Didiklah mereka untuk dapat menyelesaikan tugas mereka sendiri. Anda boleh membantunya, tetapi bukan menggantikannya. Menggantikannya dalam menyelesaikan masalah mungkin akan berhasil pada saat itu. Tetapi akan memunculkan masalah besar di kemudian hari karena anak tak terbiasa mandiri. Anak kecil mungkin sulit dan lama untuk memakai pakaian sendiri. Namun jika umurnya telah 2 tahun, dia harus dibiarkan memakai pakaian sendiri. Anda boleh membantunya sedikit, sedikit saja.

Ketika sudah sekolah, biarkan ia mengerjakan PR sendiri. Anda hanya boleh membantu dia mencarikan bahan untuk dipelajari guna menyelesaikan PR tersebut. Jangan sampai Anda menggantikan dirinya untuk menyelesaikan PR demi nilai. Anak Anda butuh ilmu dan keterampilan, bukan nilai. Jika Anda masih berpatokan pada nilai raport, maka Anda sama tidak dewasanya dengan pemerintah.

Saya masih ingat bagaimana nilai bahasa Inggris saya turun drastis ketika kelas 3 STM semester awal. Karena saya jarang mengerjakan PR bahasa Inggris. Bukan karena malas atau tidak paham. Tetapi saya tidak punya waktu banyak untuk membuat buku penuh kalimat-kalimat berbahasa Inggris. Saya punya hal-hal lain yang lebih baik untuk aqal dan jiwa saya. Tugas konyol seperti itu hanya menyita waktu saya untuk membaca Alquran, mengurusi da’wah sekolah, membaca kitab para sufi yang membangun jiwa. Nilai bahasa Inggris saya turun, tetapi kemampuan bahasa Inggris saya tidak. Terbukti, ketika semester akhir, di mana tugas konyol itu tak ada lagi, nilai bahasa Inggris saya naik dan nilai bahasa Inggris teman-teman saya banyak yang turun.

Terkadang, sekolah tidak menilai kemampuan kita secara benar. Jadi janganlah putus asa melihat penilaian sekolah. Sekolah hanya menilai yang ingin mereka lihat untuk dinilai. Mereka menilai apa yang Anda tulis untuk dinilai dan apa yang Anda lakukan di depan mereka untuk dinilai. Tetapi mereka tidak menilai apa yang tidak mereka minta untuk Anda tunjukkan. Padahal banyak kemampuan Anda yang di luar penilaian mereka.

Terus kembangkan potensi Anda! Hadapi kendala-kendala! Teruslah belajar! Raihlah kesuksesan!

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan isi kesan hati anda di sini !!!

Sadikoye. Diberdayakan oleh Blogger.